Sabtu, 15 Juli 2017

FORUM THOLABUL 'ILMI


Kita tidak boleh minder, apalagi menjadi irlander. Namun kita juga tidak boleh sombong karena kesombongan itu hanya akan menenggelamkan kita ke dalam lembah kehinaan dan menghancurkan diri kita sendiri. 

Sudah saatnya kita melakukan re-identifikasi untuk menggali potensi-potensi yang ada pada diri kita sendiri. Sudah saatnya kita bangkit dari keterpurukan menjadi bangsa yang jaya. Kadang-kadang kita silau dan rendah diri melihat kemajuan bangsa lain. Tragisnya kita justru sering menghina dan memperolok-olok diri kita sendiri. Padahal, tahukah Anda bahwa bangsa kita cantik dan sexi, terbukti banyak penjajah yang kesengsem dengan bangsa kita, baik dengan kasar maupun halus. Tahukah Anda bahwa dulunya kita bukan bangsa yang kecil dan ringkih? Bukan bermaksud sombong, tetapi hanya mengingatkan agar kita tidak terlalu meratapi diri. Karena tidak ada gunanya kita larut meratapi nasib kita tanpa melakukan apa-apa. 

Jangan menjadi seperti tikus, nyamuk, singa atau sapi. Payah kalau kita seperti binatang ternak meskipun binatang ternak untuk diri mereka sendiri tidak jelek karena memang sudah takdir dari Allah sehingga mereka tidak mempunyai kemampuan untuk memilih yang lain. Tetapi aslinya manusia tidak seperti binatang ternak. Mereka, binatang ternak,  hidup tidak untuk dirinya sendiri. Kambing atau sapi, misalnya. Mereka bekerja untuk memenuhi keinginan tuannya, susu yang diperahpun tidak untuk anaknya tetapi diambil sang tuan penindas dan penghisap darah! Dia diperbudak tanpa mengenal kasihan sehingga tulang-tulangnya mau rontok, keringatnya berubah menjadi darah.

Atau, akankah kita  memilih menjadi nyamuk? Kalau itu pilihan kita, maka akan lebih parah lagi dibanding menjadi binatang ternak. Binatang ternak memang diekploitasi, tetapi mereka tidak merugikan orang, bahkan mereka banyak memberikan keuntungan.

Lain halnya dengan nyamuk. Coba perhatikan kehidupan nyamuk! Saya kira semua manusia tidak ada yang mengharapkan kehadirannya, kecuali katak, cicak, atau tokek.

Nyamuk hidup di tempat-tempat yang kotor. Suaranya bising bikin pusing dan mengganggu lingkungan. Penghisap darah dan penyebar penyakit. Boleh jadi, inilah kehidupan para penentang Tuhan dan perusak kehidupan. Di mana-mana mereka menebar kecemasan, menebar penyakit dan menghisap darah. Barangkali seperti inilah sistem kehidupan yang hanya memperturutkan hawa nafsu yang tidak memperdulikan dan tidak mau mendengar suara Tuhan. Yang diikuti hanyalah suara hawa nafsu yang bergejolak bagaikan api yang membakar. Sebenarnya kalau kita mau berendah diri mendengar nasehat Rasulullah, ada satu kehidupan yang dapat membuat manusia aman, nyaman, dan tenteram. Yaitu kehidupan lebah!

Kehidupan Lebah

Mereka tidak merusak lingkungannya, bahkan bermanfaat bagi lingkungannya. Perhatikan, ranting dan dahan yang dipijakpun tidak ada yang patah. Kehadirannya selalu diringukan sang bunga, karena lebah membantu penyerbukan.

Mereka selalu hidup berkelompok dan hidup saling tolong menolong untuk melakukan sesuatu yang berguna. Mau saling berkorban demi kebaikan saudara-saudaranya. Kalau tidak disakiti mereka tidak akan menyakiti. Tidak ada yang sia-sia. Dari perut merekapun keluar suatu obat yang mujarab bagi manusia. Bayangkan, bagi makhluk lain, perut merupakan tempat makanan yang akan keluar menjadi kotoran yang bau. Tetapi, bagi lebah, dari tempat itu justru keluar sesuatu yang bermanfaat bagi makhluk lain. Begitulah kehidupan para mukmin yang selalu menebar kebaikan dimanapun mereka berada. Dan, seharusnya begitulah manusia di dalam menapaki dunia ini. Selalu bermanfaat bagi orang lain dan lingkungannya.

FORUM THOLABUL 'ILMI

Kita tidak boleh minder, apalagi menjadi irlander. Namun kita juga tidak boleh sombong karena kesombongan itu hanya akan menenggelamk...